Cermin Kehidupan

"Bercermin tak membuat kita belajar mendapatkan yang terbaik, jika kita tidak menyadarinya....
Bercermin adalah hanya kamuflase hidup saja, kesadaran diri kitalah yang sangat diperlukan dalam menjalani hidup...(NRifa)"



Kejadian disekitar kita dalam hidup sudah sangat banyak sebenarnya yang bisa di jadikan contoh kita untuk memilih dan melangkah kedepannya, kita dapat memilih sebenarnya kemana arah yang kita mau. Sebagai dasar pendrian kita apakah segala sesuatu yang telah kita lakukan ada fungsi dan hasilnya untuk minimal diri kita sendiri dan keluarga inti kita.


Tidak munafik jika kita hidup memerlukan biaya, untuk memenuhi semua kebutuhan dan keperluan kita sehari hari. Itu lah yang disebut tuntutan hidup. Tuntutan yang di punyai oleh setiap orang berbeda beda.
Dari hal yang sederahana saja, tetap saja kita membutuhkan uang.

Mari kita ingat semasa kita kecil, kapan kita pertama kali mengenal uang, kapan kita pertama kali memerlukan perlengkapan pribadi yang akan menjalar pada perlengkapan bergaul, seperti contoh uang saya kenal saat saya sekolah TK, karena itulah pertama kali saya lepas dari pengamatan orang tua, uang saku 5 rupiah, sudah cukup besar waktu itu (wuihh! perbandingan dengan TK sekarang berapa uang saku yang di berikan?)
Beranjak SD, SMP, nah masa ini yang saya bilang perlengkapan yang diperlukan dari pribadi sampai perlengkapan gaul, karena baik laki laki maupun perempuan memasuki masa akhil balik, dan sudah mula keranjingan untuk show off, suatu masa yang saya rasa justru masa yang paling susah, pergaulan sudah bisa dibilang memasuki ambang kebebasan. Sudah mulai masuk pada masa pencarian jati diri, walaupu tak jarang masih membanggakan kekayaan orang tua masing masing.

Kembali pada bercermin, sebenarnya yang saya rasakan adalah bagaimana kita melihat situasi dalam suatu rumah tangga pada individu itu sendiri. Keharmonisan keluarga mungkin lebih dominan mencetak pola pikir anak menjadi optimistis, merasa di hargai, merasa mendapatkan apa yang dia mau di dukung oleh lingkup keluarganya, oleh orang tuanya, dan peran penting disini adalah orang tua yang bisa memilah apa yang dimau oleh anak itu sendiri. Batasan batasan yang jelas yang harus di berikan kepada anak mana yang boleh atau pun mana yang tidak. Dan yang terpenting adalah anak jika dilarang dia akan semakin penasaran dan akhirnya bukanya nurut malah lebih berani untuk memncoba apa yang dilarang tersebut. Menurut pengalaman yang saya dapatkan dengan hal ini, saya merasakan tidak pernah di larang oleh orang tua, tapi justru diajak komunikasi, berbicara dari hati ke hati, biasanya dilakukan oleh ibu, dan jika ada keinginan yang harus dilakukan harus mendapat ijin dari kedua belah pihak. Pertanyaan pada awalnya akan dilontarkan oleh orang tua kita mengenai apa yang ingin dilakukan dan apa yang akan di dapat. Disini yang menjadi perhatian saya, setelah saya mengemukakan apa yang diinginkan, orang tua tidak pernah serta merta melarang tapi memberikan PENGARAHAN atas apa yang di maksudkan, bahwa jika saya akan melakukan hal tersebut, positifnya akan menjadi begini dan negatifnya akan berakibat demikian.

Memang sebagai anak berusia remaja, pengertian yang diberikan terasa menjadi sanggahan, tidak disetujui, dan merasa apa yang telah di ambil ataupun keinginan yang dimaksud itu adalah benar menurut dirinya. Dan, yang menjadi benturan arahan tadi dirasa tidak didukung dan terjadi perselisihan batin karena tidak bisa seperti teman teman yang lain. Hal ini sering terjadi, meski penyampaian orang tua sudah dikemas sedemikian mungkin, sewajar mungkin dan sesederhana mungkin supaya bisa dicerna dengan baik, juga penyampaian dengan sabar dan lemah lembut.

Pengertian yang diberikan harus secara gamblang, karena itu hanya nasihat, dan dulu, selalu nasihat yang diberikan di kembalikan pada saya, " yo wis nduk, papi dan mami sudah memberitahukan apa yang kamu inginkan itu akan mempunyai dampak, ada positifnya ada negatifnya, sekarang kamu pilih pilah sendiri, apakah itu semua bisa kamu lakukan dan jika ada akibatnya kamu bisa mengatasinya". Dan biasanya saya mengurung diri, sambil merenung, juga adakalanya saya ingin mencoba tapi dengan pertimbangan yang sangat sangat hati hati.

Saya rasa semua orang, hingga saat ini pun jika kita renungkan dengan hati nurani yang kita punya, akan berpikir sendiri, jika mendapat nasihat pertimbangan seperti demikian, ya sudah pilih - pilah lah sendiri apa yang akan kamu lakukan akan berdampak seperti apa nantinya. Bedanya kita harus tetap menemani dan mengarahkan jiwa anak anak jaman sekarang, terutama pada anak anak yang sedang mencari jati diri.
Juga kita sebagai orang dewasapun, akan mengalami hal yang bisa dibilang sama pada puncaknya akan berada di persimpangan antara memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Terutama dalam hal bergaul, diperlukan kesadaran diri, atas apa yang telah dilakukan itu mempunyai dampak seperti apa. Sebagai teman atau sahabat kita berhak untuk saling mengingatkan, saling menerima kritik, meski terasa pedas dan kita sakit hati, kita diberikan kesempatan untuk merenungkan nasihat dari orang orang terdekat kita.

Keputusan dari hasil yang dipilihnya sudah menjadi ketetapan hati(secara ringkas bisa dibaca pada sajak Manusia Manusia). Manusia diberikan hati nurani untuk memilih jalan yang akan dijalaninya, akankah hidup hanya dengan berpura pura menggunakan topeng kemanapun kita berada hanya karena status atau gengsi, ataukah kita hidup lebih baik jujur meskipun kejujuran lebih banyak musuhnya dari pada teman. Hidup adalah pilihan.
Kontekstualitas saja, masing masing manusia bebas mengaplikasikan dalam hidupnya, karena tuntutan hidup masing masing. Semua punya cara sendiri dalam menghadapi hidupnya, dam tentunya untuk menghidupi dirinya sendiri atau pun keluarga.

Dunia penuh berbagai macam warna kehidupan, yang menjadi topik pembicaraan saya, adalah, kehidupan dalam suatu keharmonisan keluarga, keterbukaan jika ada permasalahan, merasa dekat satu sama lain, dan komunikasi yang harus dibangun dalam sebuah keluarga.

Suatu kejadian akan saya ilustrasikan untuk mempermudah mencernanya :

Akibat pergaulan bebas, ditambah orang tua yang tidak menekankan disiplin waktu. Seorang anak gadis dibiarkan bermain hingga tidak kenal waktu, dan pada saat pulang ke rumah tidak pernah ada komunikasi , yang artinya tidak ada yang peduli akan apa yang dilakukan oleh anak gadis itu. Namun semua itu tidak disadari bahwa apa yang dilakukannya sudah diluar batas, namun orang tua hanya melihat biasa biasa saja, karena dilihat anaknya masih tetap cantik, sehat, seperti biasa, tapi tidak pernah dipedulikan apa sebenarnya yang tejadi, apa yang dirasakan oleh hati si anak mendapat perlakuan demikian dari orang tuanya, dan akhirnya terjadi kejadian yang mencoreng muka orang tua, hamil di luar nikah, jika sudah demikian apa yang harus diperbuat selain malu.

Kejadian ini sudah merupakan pelajaran, yang sangat sangat jelas, apa arti pelajaran yang didapatkan itu sebenarnya, baik untuk anak itu sendiri juga untuk orang tuanya atas hasil yang telah diperbuatnya. Sebagai cermin seyogyanya, semua bisa belajar untuk tidak terjadi lagi, tapi apa hasil dari semua itu, tidak ada arti sama sekali, kejadian berulang kepada adik perempuanya.

Kesalahan seharusnya tidak terjadi untuk kedua kali, menangislah hati melihat kejadian ini.

Ilustrasi ini banyak kita temui dalam kehidupan disekitar kita saat ini, juga pengaruh lingkungan cukup besar, banyak anak juga terlihat biasa biasa saja bila dirumah, cukup sopan dan santun terhadap orang tuanya, tapi saat di luar kelakuanya sangat berbeda. Disini sudah terjadi ketidak jujuran pada diri sendiri.

Kita masih punya anak anak yang harus dibimbing, semoga Tuhan memberikan kekuatan dan umur panjang untuk kita semua sebagai orang tua bisa menjadi orang tua yang bisa mendampingi dan mengarahkan masa depan anak anak kita.
Dan semoga Tuhan memberikan berkat kesadaran diri baik kepada kita juga kepada anak anak kita kelak agar dapat menjadi lebih berguna dari keadaan kita sekarang, harapan semua orang tua kepada kita anak anaknya juga harapan kita kepada anak anak kita nantinya. AMIN



"Menjujung kertebukaan hati dan kejujuran menjadi kunci utama dalam keluarga kami"





NRifa_05052010

Komentar

Postingan Populer