Akhirnya aku rasakan juga

Sepenggal cerita untuk aku sendiri dan aku ingin berbagi, rasanya tidak adil aku berdiam disini, tapi hal yang aku dapat ini berupa berkah yang di berikan Tuhan padaku dan pada keluarga ku.
Sedih hati ini tapi aku tak bisa berbuat apa apa..

Kejadian yang tak pernah aku alami sebelumnya, hantaran air yang tiba di perumahan kami sangatlah diluar dugaan, cuaca begitu panasnya dan suasana sangatlah kering karena memang bulan ini sudah memasuki kemarau. Sejak tinggal didaerah ini th 2000 tidak pernah aku merasakan langsung apa yg pernah orang lain rasakan, barulah sekarang aku ikut merasakannya....mendapat banjir kiriman, berawal hari kamis minggu lalu, tanggal 18 Maret 2010, air datang lambat tapi pasti mulai menggenangi perumahan Karaba Indah di daerah Karawang Barat-Jabar.

Hfuuyh... hati ga karuan rasanya, tapi aku berusaha tetap tenang ... supaya aku tetap bisa berpikir jernih, mungkin ya?

Memang Perumahan kami sudah terbiasa dengan datangnya banjir seperti di awal tahun , Januari-February dan semua orang pun bersiap, tapi tidak datang juga dan kamipun mengira, "wah lewat nih, th ini banjir tidak datang" demikian kami bercakap saat kegiatan lingkungan kami di Perum Karaba. Tetapi tiba tiba, di kejutkan dengan naiknya debit air, terus terus dan terus, hingga puncaknya hari minggu air terus menggenang hingga mendekati dan mengelilingi blok sekitar rumahku, kami pun panik, dan mulai ikut ikutan mengangkat perabotan setinggi mungkin.Sedang untuk bagian depan rumah sudah terendam hingga atap rumah, wah ngeri deh, terutama anak kecil dan ibu ibu hamil. Tempat pengungsian pun mulai dibuka untuk mereka yang terlebih dulu terendam rumahnya, mereka yang tinggal dekat kali Citarum, yang terletak melintang di tengah perumahan kami.

Kami mengitari setiap blok yang bisa di jangkau,dengan motor, wah air makin naik, berganti dengan sepeda karena lebih aman masuk ke daerah/ blok lain yg sudah lebih dalam lagi tergenang, para bapak bapak pun bersiap dan memantau kenaikan debit air, dan tidak tidur semalaman, karena informasi bahwa Karawang harus siaga satu, dan air makin parah, makin naik pelan tapi pasti, selutut, sepaha, seperut, sedada, terus dan terus, dan mereka mencari dataran yang lebih tinggi.

Informasi agak simpang siur karena kami sering mendapat sms bahwa Bendungan Jati Luhur di daerah Purwakarta retak dan dengan menampung air hujan dari daerah Bandung - Purwakarta makin deras, maka di putuskan untuk membuka pintu air ke arah sungai Citarum dan sungai itu melintasi daerah Karawang ini, satu pintu, dua pintu, dan tiga pintu air di buka, dan total perumahan kami terendam.

Disini aku sangat merasakan Tuhan memberikan mukjizat, debit air makin naik, dan suatu hal yg menurutku itu semua campur tangan Tuhan, rumah yang berada di blok ku kering, deretanku dan depanku, jarak 5  rumah di deretanku pun terendam setengah betis orang dewasa, sedang dua blok di belakangku sudah terendam setinggi dada orang dewasa, deretan blok ku dan depan ku benar-benar kering, PUJI TUHAN, tapi kami tetap siaga karena menjaga pergolakan air yg datang dengan lembut tapi ganas, benar seperti pepatah, sedikit menjadi teman banyak menjadi lawan.

Namun demikian kami tetap memutuskan untuk mengungsi walaupun belum menggenangi depan rumah, karena kami sudah terkepung air, hanya ada satu arah jalan untuk kami bisa evakuasi, kearah jalan akses tol Karawang Barat. Sekarang pun aku masih di tempat pengungsian di dataran lumayan tinggi di kawasan KIIC-Karawang Barat, beruntung masih ada satu kamar tersisa untuk kami tempati, lokasi tak jauh dari rumah kami tapi berada di dataran lumayan tinggi,

Banjir ini sudah merendam 3/4 rumah yang ada di perumahan Karaba, dan berbagai media baik lokal maupun semua stasiun TV meliput kejadian ini, dan yang menjadi hal yang sangat disayangkan dalam kejadian ini dimana orang sedang kesusahan dan kelelahan adalah ulah orang-orang tak tahu diri, beraksi dan tertawa puas di atas sengsara orang lain, mereka melakukan hal yang sangatlah tidak berperasaan ..amoral...; para pengungsi yang sedang kelelahan dan tertidur itu kehilangan motor dan barang berharga lainya ; sungguh keterlaluan.
Tapi ada yang tertangkap saat beraksi, demikian marahnya mereka melihat sang pelaku tertangkap; bergantian bogem mentah itu mendarat di muka, kepala, dada, darah muncrat, wuihh!! mau muntah dan ikut sakit lihat peristiwa itu. Marah pun tak terbendung dan beruntung ada intel polisi yg datang dan membawa pergi pelaku pencurian tersebut; wajahnya berubah bentuk tentunya, aduh ga kebayang itu rasanya gimana ya; mending sparing partner taekwondo aja deh pakai pengamannya meski kerasa juga saat ketendang oleh lawan hehehe..

Dan akhirnya saat sore tadi (23 Maret 2010) kami cek lokasi perumahan kami sudah mulai surut( khususnya blok rumahku), bersyukur, dikarenakan pintu air sudah di buka dan mulai dilairkan ke arah sungai Kali Malang, ssekali lagi bersyukur, akhirnya ada jalan keluar, pintu arah kalimalang sudah bisa di buka, yang sebelumnya dikabarkan pintu rusak dan tidak bisa di buka, namun semua tiba-tiba saja terasa berubah dan terjadi dengan begitu saja. Manusia berencana Tuhan menentukan.

Kekawatiran ini semoga cepat berakhir, dan semoga pemerintah segera mengambil tindakan agar segera memperbaiki bendungan yang retak itu, jika tidak maka akan menjadi langganan bagi kami untuk setiap tahunnya mendapat PAKET BASAH ini, berharap tidak terjadi lagi seperti tragedi SITU GINTUNG, tidak ada pemantauan kerusakan dan akhirnya terjadi bencana yang banyak makan korban, tersapu bersih oleh air, semoga Tuhan mengampuni dosa kita semua dan kami semua di jauhkan dari mara bahaya dan mala petaka, semoga hal ini tidak terjadi. Konon kabarnya jika sampai terjadi dab bendungan Jati Luhur retak dan jebol, maka Kota Kami - Karawang terendam seluruhnya, dan daerah sekitarnyapun juga ikut terkena imbasnya lumayan cukup jauh hingga daerah Bekasi.

Himbauan semoga Pemerintah segera memperbaiki Bendungan tersebut, kejadian inipun sudah merendam lebih dari 6000rumah, dan tidak terjadi ulang.
NRifa_24032010

Komentar

Postingan Populer