Mawar dalam kotak (2)
Kembali aku pandangi kopiku yang sudah mulai dingin karena senja turun sudah.
Lampu lampu taman sudah mulai menyala otomatis.
Kulihat bapak tua penjual kopi sudah mulai sedikit demi sedikit membereskan daganganya.
Dia mulai mengemas alat yg sudah tidak di gunakan lagi karena sudah cukup untuk menggerus manual biji-biji kopi itu.
Lampu lampu taman sudah mulai menyala otomatis.
Kulihat bapak tua penjual kopi sudah mulai sedikit demi sedikit membereskan daganganya.
Dia mulai mengemas alat yg sudah tidak di gunakan lagi karena sudah cukup untuk menggerus manual biji-biji kopi itu.
Sore itu juga kulihat seorang laki-laki di seberang tempatku duduk juga masih diam membaca bukunya.
Tanpa aku sadari aku ada teman di taman itu yang juga senang membaca.
Belum lama dia hadir di taman ini, baru tiga kali kulihat dia datang dan asyik membaca.
Entah apakah buku yang di bacanya semacam novel, atau buku balada seperti layaknya para lelaki suka membaca buku yang berbau jalanan ataupun tentang otomotive lengkap dengan headphone besar yang sudah pasti telinga kedap dengan suara di luaran.
Kali ini buku yang sedang dibacanya adalah buku Balada Si Roy. Dia begitu asyik bahkan aku bisa anggap masa bodoh dengan sekelilingnya, tetap asyik membaca hingga senja mulai datang dan dia akan angkat kaki sesaat lampu taman menyala.
Menjelang malam akupun melangkahkan kaki ku pulang ke kost an. Kst ku tak berada jauh hanya beberapa langkah dari taman. Oleh karenanya aku berani pulang dari taman itu agak sedikit larut.
Terkadang tengah malam pun aku datang ke taman itu hanya untuk mencari udara segar.
Harum rumput tersiram embun sungguh sebuah anugerah bisa menikmatinya. Angin malam memang kurang baik tapi aku senang menikmatinya.
Terkadang tengah malam pun aku datang ke taman itu hanya untuk mencari udara segar.
Harum rumput tersiram embun sungguh sebuah anugerah bisa menikmatinya. Angin malam memang kurang baik tapi aku senang menikmatinya.
Terkadang aku pun sepontan merangkai kata tanpa makna hanya karena aku merasa keindahan milik Nya lah yang harus di syukuri.
Angin malam menghembus syahdu
Membelai lembut anak rambutku
Menyeruak diantara perdu yang menari bersamanya
Membelai lembut anak rambutku
Menyeruak diantara perdu yang menari bersamanya
Angin malam menghembus syahdu
Menghentak dada ku yang sesak karenamu
Menyeruak masuk menembus hatiku
Menghentak dada ku yang sesak karenamu
Menyeruak masuk menembus hatiku
Angin malam menghembus syahdu
Menggelitik perasaanku kepadamu
Menyampaikan rindu beribu rindu
AnginMalam_2016
Menggelitik perasaanku kepadamu
Menyampaikan rindu beribu rindu
AnginMalam_2016
Demikian aku selalu memberinya judul belakangan, entah apapun saat terlintas dalam menarikan jemari pada note di hp ku, disetiap saat dimanapun aku akan terus menarikan jemariku.
Merangkaikan kata memujamu, menuangkan semua kerinduanku untuk bertemu denganmu.
Dalam doa aku selalu menyebut namamu.Entahlah, kamu rasa atau tidak tapi kepada malam aku berkeluh dan bersandar. Hanya untuk mencari ketenangan bathin.
Menikmati malam bersama semilir angin memandangi langit dengan sebuah bintang bersinar terang adalah anugerah tersendiri buatku.
Merangkaikan kata memujamu, menuangkan semua kerinduanku untuk bertemu denganmu.
Dalam doa aku selalu menyebut namamu.Entahlah, kamu rasa atau tidak tapi kepada malam aku berkeluh dan bersandar. Hanya untuk mencari ketenangan bathin.
Menikmati malam bersama semilir angin memandangi langit dengan sebuah bintang bersinar terang adalah anugerah tersendiri buatku.
Aku merindukan kehadiran seorang ayah yang telah lama meninggalkanku. Meninggalkan kami semua. Namun apalah daya semua itu sudah menjadi kehendakNya. Semua itu sudah di berikanNya dan sudah terbaik.
Adakalanya manusia merasa canggung dengan keputusan Tuhan yang sudah tidak bisa di ganggu gugat. Keputusan yang di berikan adalah keputusan yang terbaik.
Sebagai manusia bisa apa? Terima dan jalani saja semua pasti ada hikmahnya.
Adakalanya manusia merasa canggung dengan keputusan Tuhan yang sudah tidak bisa di ganggu gugat. Keputusan yang di berikan adalah keputusan yang terbaik.
Sebagai manusia bisa apa? Terima dan jalani saja semua pasti ada hikmahnya.
Sudah cukup lama aku di luar rumah rupanya hingga ibu kost ku datang menyusulku.
Dia seorang wanita tegar. Seorang wanita yang di tinggalkan suaminya tigapuluh tahun lalu tanpa seorang anakpun.
"Nak Riri, masuklah, hari sudah mulai larut malam. Kasihan badanmu terterpa angin malam.
Tidak sehat Nak" Ibu Widya menghampiriku.
Tidak sehat Nak" Ibu Widya menghampiriku.
Aku hanya tersenyum dan menuruti permintaannya dan kami melangkah bersama memasuki rumah.
Suaranya sungguh lembut. Dia sangat baik dan sudah menganggapku seperti anaknya sendiri. Demikian akupun telah aku anggap sebagai ibu pengganti karena ibuku sendiri saat ini berada di kampung seorang diri. Semoga ibuku sehat sehat saja. Pintaku selalu dalam doa.
Suaranya sungguh lembut. Dia sangat baik dan sudah menganggapku seperti anaknya sendiri. Demikian akupun telah aku anggap sebagai ibu pengganti karena ibuku sendiri saat ini berada di kampung seorang diri. Semoga ibuku sehat sehat saja. Pintaku selalu dalam doa.
.................... bersambung(3)
Komentar
Posting Komentar