Apa bahagia itu? kenapa kita tidak diijinkan menikmati kebahagiaan yang kita damba?

Kebahagiaan tak akan pernah kau miliki jika kau hanya melihat kebahagiaan milik orang lain dan selalu membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain. Bersyukurlah atas hidupmu supaya kau tahu dimanakah kebahagiaan itu berada.

Mengapa kita mesti bertanya kepada satu sama lain tentang suatu kebahagiaan yang harus kita alami.
" Bahagianya orang itu ya?" atau " Bahagianya keluarga itu ya?"

Tanpa kita sadari bahwa kita membandingkan kebahagiaan yang kita peroleh. Secara tidak sadar bahwa kita menjadikan penuduh secara tidak langsung bahwa Tuhan tidak adil pada kita.

Sedangkan kita tau dan sadar betul apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita adalah yang terbaik dan tentunya porsi yang diberikan pasti sudah Tuhan rasa sangat cukup untuk kita. Kita yang diciptakan serupa dengan-Nya terkecuali dalam hal DOSA, manusia banyak memiliki nafsu, bisa kita sebut dengan ambisi.

Berambisi untuk mendapatkan sesuatu dan berhasil pasti kan merasakan bahagia yang sangat luar biasa.
Ambisi yang dimiliki oleh manusia tetap diperlukan karena dapat menjadi pemicu kita untuk lebih berkembang dan lebih pintar tentunya. Hanya saja, tiap tiap pribadi manusia itu sendiri untuk memndapatkan apa yg dia mau menggunakan caranya sendiri, tergantung tujuan dan tak pelak jika sudah gelap mata maka manusia akan mendapatkan ambisinya dengan menghalalkan segala cara.

Dengan menyadari di mana posisi kita sebagai mahluk Tuhan (dan dalam semua ajaran yg kita dapatkan mengajarkan tentang kebaikan atau batasan untuk kita melangkah dalam kehidupan),maka akan membantu kita untuk tetap menjejakkan kaki kita diatas tanah ini menuntut kesadaran diri, dan untuk meraih ambisi yang kita mau jangan mengandalkan pada kekuatan diri sendiri melainkan menyerahkan ambisi kita kepada Tuhan, dan mempercayakan serta mengandalkan 100% kepada-Nya, pasti apa yg kita dapat sudah ditentukan yang terbaik oleh Tuhan untuk kita.

Apa bahagia itu? kenapa kita tidak diijinkan menikmati kebahagiaan yang kita damba?

Seperti terurai diatas, kebahagiaan seseorang tidak bisa di nilai atau dilihat dari hanya luarnya saja, dan pertanyaan itu kita kembalikan pada diri kita sendiri.
Ada pepatah Jawa yang sering kita dengar SAWANG SINAWANG yang artinya kita akan selalu iri jika melihat pada kebahagiaan orang lain tanpa tahu bahwa orang lain untuk mencapai kebahagiaan itu harus melalui proses yang bisa dibilang membutuhkan perjuangan yang cukup panjang, namun hasil akhir selalu dilihat oleh orang menjadi suatu kata yang mempunyai arti indah dan sukses maka jadilah suatu rasa BAHAGIA. Dan semua itu sangat erat dan bertautan denga urusan hati.

Pola pikir yang saya rasa mesti dibentuk dan dirubah untuk mendapatkan apa sebenarnya arti dari bahagia itu sendiri, yaitu dengan mensyukuri segala kenikmatan yang kita rasa di dunia fana ini dari Yang Maha Kuasa. Dengan berusaha mensyukuri segala apa yg kita dapatkan maka kita akan merasakan kebahagiaan itu sendiri.

Suatu kebahagiaan yang kita harapkan adalah dengan melakukan suatu proses yang harus kita jalani sendiri, dengan takaran yang sudah ditentukan Tuhan untuk kita saat kita menjalani proses itu sendiri, proses kita selalu didukung atau di bantu oleh kekuatan Alam Semesta sebagai penunjang dan pelengkap.
Memang ada kebahagiaan yang belum kita rasa atau belum kita dapatkan tatkala melihat orang lain sudah mendapatkannya, dan itu menjadi ambisi kita untuk mendapatkannya ; Meraih mimpi atau cita cita yang kita gantungkan setinggi tingginya.(eh, tapi jangan tinggi tinggi kayanya ya naruh mimpinya, ntar jatuh sakit lagi hehehe)
Namun semua itu tetap harus melalui proses. Membutuhkan ketetapan hati, membutuhkan keyakinan dan komunikasi. Hal ini jika kita membacanya dengan pikiran semuanya nonsense, tapi jika kita menyatukan diri dengan Tuhan, maka kekuatan Tuhan akan bekerja dalam kita dan sungguh luar biasa hasil dari proses yang kita jalani.

Sepenggal sharing pengalaman saja

Mungkin sedikit bercerita tentang apa yang saya rasakan dengan apa arti bahagia itu sendiri, dalam kehidupan sekarang, baik melalui orang lain ataupun melalui orang itu sendiri yang menyapaikannya ; "wah bahagianya kamu sekarang yaa, semua sudah enak, rumah, kendaraan, suami, dan anak, wezz lengkap"

Awalnya ada pertentangan dalam hati saat itu, tapi hanya di jawab dengan "Puji Tuhan, apa yang saya jalani direstui oleh-Nya"

Mengapa saya bilang bertentangan, karena apa yang mereka sebutkan dengan bahagianya keluarga saya hanya dilihat dari luarnya saja, tapi kisah yang ada di internal keluarga kami, tidak ada yang tahu bagaimana, ini dari sisi pikiran negatifnya.

Seiring dengan berjalanya waktu, saya mulai bersyukur, atas apa yang sudah saya terima, tidak semua orang dapat menikmati kebahagiaan yang saya dapat dari Tuhan.
Satu hal yang sudah mendarah daging pada pribadi saya, setiap apa pun yang saya inginkan, saya harus dapatkan, harus, bagaimana pun caranya. (tapi bukan cara negatif lho ya...), dan keyakinan itu sangat sangat kuat, saya pasti mendapatkanya.
Semua ini tak lepas dari keyakinan saya, bahwa Tuhan akan merestui segala sesuatu yang di mau oleh kita asalkan jalannya halal, direstui.
Keyakinan dengan doa " semoga Tuhan berkenan atas rencana yang sudah saya buat, dan apabila rencana ini tidak berkenan, maka terjadilah apa yang menjadi kehendak-Mu ya Tuhan"
Dan kita tunggu jawaban itu, Ya, Tunggu dan Tidak.

Cita cita tidak selalu menjadi kenyataan, tapi kita harus tetap menyadari apa yang telah diberikan-Nya kepada kita adalah yang terbaik.

Kira kira uraian apa arti kebahagiaan menurut saya pribadi, saya sampaikan terima kasih jika uraian ini cukup menjelaskan dan jika tidak berkenan kiranya abaikan saja.



Salam Hangat Alam Semesta,
NRifa_30042010

Komentar

Postingan Populer