15 Maret 2014
Malam menjelang semakin diam
Diam semakin diam dan dingin
Pikiran kosong benar benar kosong
Sepi dalam riuhnya duniawi
Tetap mengamati tanah tempat berpijak
Apa jadinya nanti, sementara sekarang terhianati
Buaian yang menina bobokan, mimpi palsu
Puaskah? sesuaikah?
Merasakah apa yang berubah?
Penuh tanya, penuh sangka, penuh bencana
Mungkin memang saatnya, memanglah tua bumi ini
Maka pantaslah ibu pertiwi ini berbatuk dan menggeliat selalu
Hari ini kicau ceracau di mulai, hingar
Bualan pun bersahutan, membuai
Apa gerangan yang di mau, tak lain hanya kekuasaan duniawi belaka
Topeng topeng bermanis muka, semu
Pertanyaan tetap dalam harapan
Akankah kehidupan di tanah nusantara ini membaik,
Akankah moral moral manusia menjadi putih
Akankah manusia lebih saling menghormati
Ratapan pertiwi tak terindahkan
Menyesak membatukan dahak panasnya
Isakan mengguncang jiwa meruntuhkan raga
Menyesapkan rapuhnya dalam peluk rindu membumi
NRifa, Karawang, 15 Maret 2014
Komentar
Posting Komentar