Emosi "Berbicara pada anak anak"

Artikel ini saya simpan dan berulang kali baca hanya untuk mengingatkan bahwa saya seringkali salah saat berbicara dengan anak anak dirumah.
Takpelak lagi, seringnya menghadapi masalah di kantor atau diluar rumah, sering membuat kita terbawa emosi, dan parahnya terbawa kerumah. Hasilnya adalah, Salah bicara atau nada yang tinggi saat bicara kepada anak... Oh sungguh menyedihkan sekali saya ini, apalagi temperamen saya yang tinggi dan mudah tersinggung *oh my God please forgive me...

Maka artikel di bawah ini, saya pindahkan di blog ini supaya teman teman juga bisa membacanya setidaknya bisa berbagi informasi atau bisa berikan masukan buat saya yang mudah marah ini. Sejujur-jujurnya, saya sangat sayang dan mencintai anak-anak saya, tapi saya tidak bisa mengendalikan emosi, tidak dengan kekerasan atau main tangan dengan memukul tapi cara bicara saya selalu dengan nada keras, apalai jika kesal dengan kelakuan anak yang sebenarnya mereka tidak mengerti apa yang mereka lakukan ataupun ucapkan.

Nah... saya tunggu masukannya, saya juga mau membaca artikel di bawah ini berulang kali semoga membawa perbaikan temperamen saya ;)


Diteruskan dari seorang teman, semoga bermanfaat.

Tips :
Berbicara Kepada Anak-anak
Dari materi oleh: Renate Zorn
Konsultan Komunikasi, penulis "Good Conversation is for Everyone: Ten Steps
to Better Conversations"

Anda mungkin tahu rasanya, bagaimana berkomunikasi dengan anak-anak.
Terlebih lagi, anak-anak sendiri.
Berbicara kepada anak-anak, sebetulnya menyenangkan walau kadang-kadang
mengesalkan. Untuk itu, diperlukan kehati-hatian, mengingat pekanya perasaan
mereka, mengingat masih sedikit dan sempitnya wawasan mereka, dan masih
polosnya cara berpikir mereka.
Di sela semua "kelemahan" itu, ada satu kekuatan terbesar yang dimiliki
hanya di saat tertentu dalam hidup setiap manusia. Kekuatan yang dimiliki
hanya di saat manusia masih menjadi anak-anak, yaitu daya ingat dan daya
cerna yang luar biasa pesat dan hebatnya. Berhati-hatilah.
Berhati-hatilah jika Anda bermasalah di kantor. Jangan sampai kekesalan Anda
tertumpah pada diri dan perasaan mereka. Apapun yang buruk dari mereka, akan
berasal dari perkataan Anda sebagai orang tua.
Berhati-hatilah jika Anda bermasalah dengan pasangan atau keluarga Anda.
Jangan sampai kemarahan Anda terlampiaskan pada perasaan dan jiwa yang masih
benar-benar apa adanya. Apapun yang buruk dari mereka, akan berasal dari
perkataan Anda sebagai orang tua.
Berhati-hatilah jika jalan hidup Anda tidak sesempurna yang Anda minta.
Jangan sampai kekecewaan Anda menerpa pada hati dan pikiran suci mereka.
Sebab Anda akan menciptakan anak-anak yang penuh cacat dan cela di dalam
jiwanya. Apapun yang buruk dari mereka, akan berasal dari perkataan Anda
sebagai orang tua.
Berikut ini adalah tips dari seorang konsultan komunikasi yang mendalami
persoalan komunikasi antar pribadi, termasuk berkomunikasi dengan anak-anak.

TERSENYUMLAH DENGAN TULUS PADA MEREKA
Smile! And mean it! Lebih dari 50% komunikasi Anda, dilakukan dengan bahasa
tubuh termasuk ekspresi wajah. Saat berbicara kepada anak-anak, persentase
itu akan bertambah. Sebab bahasa tubuhlah yang lebih mereka pahami,
ketimbang bahasa intelektual Anda sebagai orang dewasa.

JANGANLAH MERENDAHKAN MEREKA
Janganlah berbicara dengan merendahkan mereka. Adalah baik untuk mengetahui
terlebih dahulu, seberapa jauh pemahaman mereka tentang suatu topik.
Snorklinglah sebelum diving.

GUNAKANLAH ALAT PERAGA
Gunakan sesuatu yang anak-anak dapat melihat, mendengar dan menyentuhnya.
Gunakanlah alat peraga secukupnya. Tidak perlu kebanyakan dan bertaburan.
Anda tahu bagaimana anak-anak. Dengan alat peraga, mereka akan lebih mudah
mengingat berbagai hal.

SEDERHANAKANLAH BICARA ANDA
Anak-anak akan cepat lelah dengan deskripsi yang terlalu detil, dan dengan
teori serta konsep. Gunakanlah cerita, untuk mendemostrasikan informasi yang
akan Anda sampaikan. Buatlah proses itu menjadi fun.

BERTANYALAH PADA MEREKA
Pertanyaan akan membuat anak-anak berpikir dan terlibat. Menjawab pertanyaan
bertanya, mengutarakan pendapat, dan melakukan evaluasi, adalah lebih
menyenangkan bagi mereka dalam memahami berbagai fakta.

ANTUSIASLAH DI HADAPAN MEREKA
Jadilah antusias dan enerjik. Ini akan membuat Anda dan mereka tetap terjaga
dan tertarik pada topik.

PAKAILAH KACAMATA MEREKA
Anak-anak melihat berbagai hal dengan cara pandang yang berbeda. Mereka
melihatnya dengan kacamata mereka, bukan kacamata Anda. Concern, prioritas
dan sistem nilai mereka, juga berbeda. Temukanlah apa yang penting bagi
mereka, sebelum berbicara. Doronglah mereka untuk meminta penjelasan, jika
mereka tidak memahami apa yang Anda katakan.

MEREKA TIDAK PEDULI ANDA SEBAGAI PEMBICARA
Mereka, tidak peduli apakah Anda seorang pembicara yang hebat atau tidak.
Apa yang mereka inginkan, hanyalah kejujuran, antusiasme, dan respek. Jika
Anda melakukan kesalahan berbicara atau lupa akan sesuatu, tak perlu
khawatir. Anak-anak itu menyenangkan, sebab mereka tak akan menghakimi Anda.
Teruskan saja bicara Anda.

JUJURLAH PADA MEREKA
Jika Anda tidak tahu jawaban dari pertanyaan mereka, jujur saja. Tak usah
Anda karang-karang jawabannya. Anak-anak, biasanya mengetahui jika Anda
ngibul. Bilang saja nanti akan Anda cari jawabannya. Dan ingatlah, mereka
akan menagihnya.

LIBATKANLAH MEREKA
Libatkanlah mereka. Jika ada bagian dari bicara Anda di mana mereka bisa
tampil ke depan, melakukan penghitungan, atau membicarakan sesuatu, berikan
kesempatan itu pada mereka.

JIKA MEREKA HARUS DUDUK DAN DIAM: TEKNIK ABC
Ada saat atau sesi tertentu di mana anak-anak memang diharapkan hanya duduk
dan mendengarkan. Untuk sesi seperti ini, Anda hanya perlu melakukan
beberapa penyesuaian.
A: Attention Span
Attention span atau rentang perhatian, adalah faktor yang membedakan
kemampuan mendengar, antara anak-anak dan orang dewasa. Setelah dewasa, Anda
telah bisa mengembangkan kemampuan untuk lebih fokus dan lebih lama bertahan
mendengarkan sesuatu. Anak-anak belum bisa sejauh itu.
Perhatikanlah acara bagus untuk anak-anak di televisi. Semuanya
dipecah-pecah ke dalam berbagai segmen yang pendek-pendek. Dibuat seperti
itu, agar anak-anak tetap duduk dan mendengarkan.
Jika anak-anak terlibat dalam suatu aktivitas yang tidak dipilihnya sendiri,
mereka akan lebih enggan mendengarkan. Prediksilah secara realistis, berapa
lama mereka akan tetap fokus.
B: Break it Up
Jika Anda berbicara pada sekelompok anak-anak, pecahlah mereka menjadi
kelompok-kelompok kecil. Jika bicara Anda akan panjang atau menyangkut
beberapa isu sekaligus, pecahlah bahan bicara Anda menjadi potongan-potongan
yang sederhana dan mudah dicerna.
C: Children are Still Children
Seberapa pun besarnya energi dan antusiasme Anda, mereka tak akan pernah
melihatnya dari perspektif Anda. Selogis apapun pernyataan Anda, mereka tak
akan pernah melihatnya seperti Anda melihatnya. Cobalah untuk memasuki sudut
pandang mereka, kemudian bertanyalan WIIFM (What's In It For Me?). Sebab,
mereka juga punya yang namanya minat dan ketertarikan pada sesuatu.

KESIMPULAN
Sebagian besar dari kita, adalah orang-orang dewasa yang tak sempurna,
manusia-manusia yang penuh dengan cacat dan cela. Sebagian besarnya,
disebabkan oleh kata dan bicara para orang tua kita. Kita masih bisa
merasakan bekas dan carut-marutnya. Itulah luka lama kita, yang kecil
kemungkinan bisa hilang selamanya.
Kita tidak akan menyalahkan para orang tua. Sebab mereka hanya berjalan
sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan, sejalan dengan impian dan
harapan, seiring dengan wawasan dan kemampuan. Begitulah yang telah terjadi,
dan kita sudah tidak bisa apa-apa lagi, kecuali membangun masa depan.
Apa yang terpenting, adalah menciptakan masa depan yang lebih baik dan makin
baik. Masa depan dari anak-anak kita.
Kita tak ingin mereka sama tak sempurnanya dengan kita. Kita ingin mereka
lebih baik dari kita. Kita tak ingin semua cacat dan cela menggores lagi,
seperti yang terjadi pada diri kita sendiri. Kita tak ingin semua itu datang
dan datang lagi. Oleh sebab itu, janganlah kita ulangi kembali.
Anak-anak tetaplah anak-anak. Orang dewasa mestinya makin dewasa.

Komentar

  1. Save untuk nanti kalo aku punya anal :)
    Thank u mbak

    BalasHapus
  2. OK sipp, sama sama.. :)

    BalasHapus
  3. Berbicara pada anak, perlu latihan, karena masing-masing anak punya karakter berbeda. Intonasi kita juga perlu dilatih, agar walau nada marah, anak tahu bahwa ibu tetap menyayangi mereka...ini yang penting.

    Dan menjadi seorang ibu, tetap harus belajar, sampai berapapun umur anak tsb
    (yang masih terus belajar, walau anak-anak sudah dewasa)

    BalasHapus
  4. Selamat pagi Ibu Edratna :)
    Terimakasih sudah sudi mampir dan memberikan masukan buat saya, ya saya mau belajar terus seperti yang ibu sarankan. Sekaligus belajar menangani emosi dan temperamen saya ya mudah sekali naik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer