Maafkan Khilafku
Oalah emang aku ya yang mulai duluan trus kamu jadi ga enak hati...
Kamu hanya diam
Kamu hanya mendehem
Kamu hanya sekilas menyapa
Kamu hanya mendengus
Tapi ya gimana aku mau kamu ada supaya
Aku bisa muntahkan semua perasaanku..
Aku bisa melampiaskan kekesalanku
Aku bisa menceritakan isi hatiku
Namun sama sekali tak memperdulikan perasaanmu
Maaf ya kalo kamu ga suka hanya jadi pelampiasan saja..
Kalo mau marah boleh kok, tapi jangan bentak aku ya..
Apalagi sampai kamu muntah dan malah ga kena sasaran eh malah yang lain kesamber amarahmu..
Kamu muntahkan semua apa yang selama ini kamu pendam dan itu karenaku yang tak mau tau perasaanmu
Aku tak pedulikanmu saat kamu kesakitan atas apa yang telah aku perbuat padamu
Inilah saatnya aku tau atas semua yang kamu pendam dan kamu mau semua orang tau apa yang kamu mau
Tapi ga apa apa jika itu maumu
Asal kamu tau aja kalo aku suka di puncakmu jika kamu tak sedang marah .
Menikmati harum tubuhmu dengan senyum.
Sejuknya buaianmu membelai ragaku..
Menunggu sang Surya muncul dibalik bayangmu
Kini aku hanya menunggumu kembali tersenyum
Kembali untuk memberi kesejukan
Kembali membelai wajah dan ragaku dalam kesejukan
Kini hanya bisa menunggu murkamu reda dan aku dapat kembali memelukmu dengan penuh kasih.
(NRifa_06Nov2010)
Manusia merasa bahwa dirinyalah yang paling benar dan berhak melakukan apa saja yang dia mau, namun tidak menyadari bahwa Alam juga bisa menyatakan perasaanya dengan caranya sendiri.
Manusia yang tersakiti akan membalas atau setidaknya akan berbicara, namun tidak dengan Alam yang telah diam serta merta ketika manusia dengan bangganya, menebangi pohon sembarangan, membunuh binatang hanya karena uang, mengotori Rimba dengan sampah yang susah di daur ulang, semua di lakukan oleh manusia tanpa menyadari arti akan semuanya berakibat fatal.
Kamu hanya diam
Kamu hanya mendehem
Kamu hanya sekilas menyapa
Kamu hanya mendengus
Tapi ya gimana aku mau kamu ada supaya
Aku bisa muntahkan semua perasaanku..
Aku bisa melampiaskan kekesalanku
Aku bisa menceritakan isi hatiku
Namun sama sekali tak memperdulikan perasaanmu
Maaf ya kalo kamu ga suka hanya jadi pelampiasan saja..
Kalo mau marah boleh kok, tapi jangan bentak aku ya..
Apalagi sampai kamu muntah dan malah ga kena sasaran eh malah yang lain kesamber amarahmu..
Kamu muntahkan semua apa yang selama ini kamu pendam dan itu karenaku yang tak mau tau perasaanmu
Aku tak pedulikanmu saat kamu kesakitan atas apa yang telah aku perbuat padamu
Inilah saatnya aku tau atas semua yang kamu pendam dan kamu mau semua orang tau apa yang kamu mau
Tapi ga apa apa jika itu maumu
Asal kamu tau aja kalo aku suka di puncakmu jika kamu tak sedang marah .
Menikmati harum tubuhmu dengan senyum.
Sejuknya buaianmu membelai ragaku..
Menunggu sang Surya muncul dibalik bayangmu
Kini aku hanya menunggumu kembali tersenyum
Kembali untuk memberi kesejukan
Kembali membelai wajah dan ragaku dalam kesejukan
Kini hanya bisa menunggu murkamu reda dan aku dapat kembali memelukmu dengan penuh kasih.
(NRifa_06Nov2010)
Manusia merasa bahwa dirinyalah yang paling benar dan berhak melakukan apa saja yang dia mau, namun tidak menyadari bahwa Alam juga bisa menyatakan perasaanya dengan caranya sendiri.
Manusia yang tersakiti akan membalas atau setidaknya akan berbicara, namun tidak dengan Alam yang telah diam serta merta ketika manusia dengan bangganya, menebangi pohon sembarangan, membunuh binatang hanya karena uang, mengotori Rimba dengan sampah yang susah di daur ulang, semua di lakukan oleh manusia tanpa menyadari arti akan semuanya berakibat fatal.
"Mari mulailah dari diri sendiri, merawat Alam seperti merawat diri sendiri, hidup dalam damai dan menikmati kesejukan Alam Semesta"
Komentar
Posting Komentar